Tradisi Ceng Beng dan Manfaatnya Bagi Kehidupan

Published by sammaditthi.org on

Tradisi Ceng Beng dan Manfaatnya Bagi Kehidupan

    Pernahkah Kalyanamitta mendengar atau mengetahui tentang Tradisi Ceng Beng yang dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa? Jika belum pernah, mari kita belajar bersama. Qingming atau yang lebih dikenal sebagai Ceng Beng dalam dialek Hokkian, merupakan salah satu perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi Ceng Beng muncul pertama kali pada era Dinasti Han pada 202 Sebelum Masehi hingga 220 Masehi. Kemudian tradisi ini menjadi populer pada zaman Dinasti Tang pada 618 sampai 907 Masehi dengan tujuan yang sama yaitu menghormati para leluhur.

    Bagi masyarakat Tionghoa, Tradisi Ceng Beng memiliki makna yang besar untuk dilaksanakan. Bahkan di beberapa negara Asia, perayaan Ceng Beng dijadikan sebagai hari libur nasional selama beberapa hari dan dijadikan sebagai festival tahunan. Hal tersebut dimaksudkan agar anggota keluarga yang berada di luar kota dapat pulang ke kampung halaman untuk merayakan Ceng Beng bersama keluarga besar dan bersama-sama pergi ke makam leluhur untuk memberikan persembahan.

    Di Indonesia sendiri, Ceng Beng ditetapkan pada tanggal 5 April setiap tahunnya dengan kegiatan yang dapat dilakukan antara 10 hari sebelum hingga 10 hari setelahnya. Lalu kegiatan apa saja yang dilakukan pada saat Ceng Beng berlangsung?

    Pada umumnya saat Perayaan Ceng Beng, keluarga besar akan berkumpul dan berziarah ke makam leluhur yang telah meninggal dunia. Di lokasi makam, keluarga besar memberikan persembahan berupa makanan, bunga atau menghadiahkan barang kesukaan para leluhur semasa hidupnya. Tidak hanya itu, pembakaran lilin, dupa dan juga uang kertas juga dilakukan sebelum memberikan penghormatan dan membacakan doa atau Paritta Avamaṅgala kepada para leluhur yang telah tiada.

    Dalam perayaan Ceng Beng, terdapat pula kegiatan yang unik yaitu menerbangkan layang-layang pada siang atau malam hari, layang-layang akan diterbangkan bersama dengan lentera yang dapat bersinar sehingga tampak seperti bintang yang bersinar. Lentera yang bersinar di langit tersebut biasa disebut sebagai lentera dewa.

Tradisi Ceng Beng memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat Tionghoa, yaitu:

1. Melestarikan tradisi dari generasi ke generasi.
2. Mempererat hubungan persaudaraan antar anggota keluarga.
3. Sebagai wujud bakti keluarga kepada para leluhur yang telah tiada.
4. Melimpahkan jasa kebajikan keluarga kepada para leluhur yang telah tiada.
5. Memperoleh berkah dari perbuatan baik yang telah dilakukan.

    Nah, Kalyanamitta, demikian pembahasan mengenai Tradisi Ceng Beng yang dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Tionghoa. Semoga dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan rasa persaudaraan kita semua.

Salam Kebajikan Dhamma 

SAMMᾹDIṬṬHI FOUNDATION

Helping Others


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *